Skip to main content

Perjalanan hari

BEBAN

oleh:madanisme158

Semesta kau rajamkan dipundakku bongkahan-bongkan peristiwa. Membungkuk sudah raga hamba.
Berat sungguh bola mata untuk sedikit saja menoleh langit.
Merunduk dan terus membumi jika serpihan pasir bersinar itulah siang.
Jika lautan kelam itulah malam.
Sulit sudah mendefinisikan matahari dan bulan saat ini.
Yang Hakiki sebagai cahaya mulai tertutupi kerlap-kerlip gempita malam dengan cahaya neon-neon racikan para hamba yang berani unjuk diri mengacungkan jari ke langit seperti tuhan.
Layaknya kun payakun sudah milik khalayak umum.
Tidak lagi bangga berkelompok tetapi sudah kesombongan untuk bersimbol aku adalah individu.
Berdiri di kaki sendiri tidak perlu bantuan kaki-kaki yang lain.
Kami sudah congkak dan angkuh mengaku bisa tanpa yang ADA.
Cepatlah selentikkan kelingkingmu yang sesungguh Sang Maha wahai.
Agar dia, aku, kami dan mereka tak kejauhan merasa sebagai kesempurnaan seperti tuhan.

JENJANG
oleh: Madanisme

Jenjang tak ber-ujung lantai.
Telapak menapaki tak kunjung jua jumpa papan bersila.
Fatamorgana dimana sanding terikat dengan saling bersahutnya pantun  antara datuk pendatang dengan datuk penerima.
Musnah sudah Sirih dan sigaret yang di oret-oret di kertas kunjungan.
Jenjang itu naik tujuanya dan tak disangka halaman jua penghujungnya.
Menghitung telah berapa kali mentari membenam diri setiap hari, tetapi tidak juga bayang berada diarah jenjang dan raga tegak dilantai di sorot cahaya mentari.
Tetaplah ini historis pertualangan meneropong mercusuar sebagai tanda berlabuh.
Akan terus di kayuh si kayu panjang mencari pulau berisi jenjang serta berlantai dan menjanjikan kayu tak usah lagi dikayuh karena pantun sudah bersahut, sirih sudah dikunyah dan sigaret mengepulkan asap.

ZUBAIDAHKU
oleh: Madanisme158

Zubaidah sesekali ketuk pintu taman yang ada di belakang Rumahku ini.. Sudah layu kulihat.. Semenjak angin enggan menggiring awan kesini.. Hujan sampai lupa bagaimana cara jatuhnya ke tamanku ini..  Zubaidah kini rerumputan menjulang tinggi sudah tidak terlihat lagi yang mana mawar,tulip,bogenvil atau melati.. Harumnya sudah sama semua..  Harum langu dari dedauanan hijau rumput itu..  Bila berjalan sesekali kesana..  Terkadang aku tersayat tajamnya daun ilalang itu.. Ter-injak duri putri malu..  Malu-malu dia menusukku zubaidah dan hijaunya daun ilalang menipuku hingga tersayat..  Wahaiii zubaidah di taman ini seharusnya bersih dan tersusun rapi tata letak tanamanya..  Tapi aku takut tertusuk dan tersayat lagi.. 
Bisakah kau ketuk pintu itu zubaidah. Kemudian singgah sejenak.
Akan aku sediakan kopi hitam dengan sedikit gula.
Beserta kertas putih dan pena untuk kau tulis serta kau gambar kembali tata letak taman ini.
Jika butuh tenaga lebih dan peralatan canggih akan aku sediakan serta aku yang akan mengerjakannya.
Asalkan kau tetap menikmati kopi disini. Hadirmu zubaidah jangan melihat pukul berapa yang ada di jam dan tanggal berapa yang ada di kalender.
Karena waktu sudah tak berputar lagi di luar sana jika kau singgah disini.
Waktu berputar hanya ditaman ini.
Bisa dibilang waktu sudah milik kita berdua untuk mengurus taman ini zubaidah dan tidak akan pernah selesai menatanya.
Yakinlah zubaidah akan ada putri malu dan daun ilalang lagi yang muncul, untuk itu kau harus terus memperhatikan aku, agar aku tidak lupa membersihkannya. Karena jika kau sudah singgah disini. Tidak akan dipungkiri engkau akan keliling taman.
Untuk menghirup harumnya aroma kembang yang ada ditaman ini.
Aku tidak mau kenyamanan yang kau rasa di rusak oleh tajamnya ilalang dan sakitnya duri putri malu.
Zubaidah segera ketuk pintu taman ini agar aku tidak sempat melirik ke jendela dan melempar senyum ke zubaidah yang lain untuk mengetuk pintu tamanku.

TITIK
oleh : Madanisme158

Aku titik tetapi aku menantang Alam.. Congkak sudah Aku.
Sementara Alam itu engkau.
Aku titik tetapi Aku Meludahi Tingginya Gunung.. Sombong sudah aku. Sementara sombong hanya milik engKAU.
Aku titik Meneriaki Gemuruh Petir..  Merasa Besar sudah suaraku..  Sementara Akbar dari seluruh Akbar ya engKAU.
Aku titik dari beribu titik.
Tetapi aku titik sudah terlalu sering merasa sebagai Lembaran.
Aku titik yang di izinkan engKAU tercoret di lembaran, engKAU pencoret yang sesungguhnya.
Jika Aku terhapus atau tak pernah sama sekali didalam lembaran atas izin engKAU.. Aku sama sekali tidak ada apa-apa.
Lebih tak bermakna dari titik. Sesungguhnya aku memang tidak ada apa-apa karena engKAU adanya aku.
Aku yang amesia akan engKAU.
Jika aku terhukum karena engKAU. hancurkanlah aku Sehancur-hancurnya karena itu adalah engKAU yang Maha Hak.

KOTAK
oleh : Madanisme158

Jika berputar-putar dikotak ini.
Tidak mungkin bulat.
segitiga.
Prisma.
Tabung 
Aku ketahui.
Bagaimana tentang Gubuk indah. Pembuat kopi di pagi hari.
Mengetahui beban gendongan.
Ahh sudahlah.
Ini semua harus dinyatakan.
Pundak memang kosong tetapi ada berkarung-karung padas yang terasa jika itu semua  masih berbentuk Fiksi.
Tidak sanggup dengan palu akan ku bawa alat berat untuk menghancurkan kotak ini.
Muak dengan pagi.
siang dan petang tanpa ada siklus yang berbeda-beda.

HAI HAWA
oleh: Madanisme158

Hai Hawa yang entah keturunan ke berapa dari anaknya adam dan sama persis seperti hawa yang berasal dari tulang rusuknya adam.
Susah sekali menarik tali ucapanmu. Hingga putus-putus dan pendek-pendek kalimat membalasmu.
Adakah ragu-ragu atau sama sekali tidak percaya ikatan aku tidak akan erat. Hingga mengetikpun seakan memindahkan batu seribu kilo gram dengan jarak sepuluh meter.
Sehingga untuk satu huruf begitu lama dan satu kalimat begitu menggerahkan.. Hai Hawa engkau memacu darah juangku kalau begitu.
Kau memaksaku untuk berpikir tentang konsep bagaimana mengetik seperti menenteng angin.
Ringan dan mudah untuk membentuknya menjadi kalimat.
Sesungguhnya inilah yang kucari.
Ada perjuangannya untuk menaklukkan sesuatu.
Walau endingnya aku yang takluk mundur atau engkau yang takluk dan maju untuk menemui aku.
Karena aku adam yang entah keturunan berapa.
Dan di fitrahkan sebgai sosok yang membutuhkan hawa.
Sudah selayaknya aku akan memperjuangkanmu karena kamu adalah kebutuhanku.
Untuk penyempurnaan iman.

CHINAWATI
oleh: Madanisme158

Chinawati oh chinawati sungguh seksi saat ini engkau chinawati.
Engkau bagaikan bunga desa yang selalu dibicarakan oleh pemuda-pemuda.
Chinawati oh chinawati sesungguhya engkau memang layak dibicarakan. Moleknya engkau dalam ekonomi. Bergairahnya engkau melenggak lenggok di negara ini.
Lumpuh sudah logika para penguasa saat engkau mampir.
Tidak ada yang berani mengusir.
Malah mempersilahkan engkau duduk manis di negri ini.
Ehh chinawati
Selain engkau aku juga tahu ada yang molek juga seperti kamu si amerikarni namanya.
Kemaren-kemaren dia juga manis duduk disini.
Tetapi kali ini agak goyang kursinya setelah kehadiranmu.
Galau babang  nesia dibuat kalian berdua.Harus memilih yang mana.
Babang nesia harus menentukan pilihan.  Anak babang tidak ada yang menyusui nantinya.
Anak babang banyak.
Jadi harus punya ibu susu agar besar dan diasuh dengan baik.
Biarlah nanti dia mengikut pada yang menyusuinya.
Yahh itu konsekuensinya karena babang tidak punya susu untuk anak2 babang dan babang tidak bisa berfikir alternatif apa untuk mengganti susu.

DINDING
oleh : Madanisme158

Setiap hari dinding ini menyajikan perlawanan antara akulah yang benar vs akulah yang benar.
Agama menu empuk untuk dicabik-cabik hingga ke tuhan-tuhanya yang dahulu sangat Mulia.
Kini tuhan menjadi seperti hamba sahaya yang dikuliti melalui bibir-bibir hamba-hambanya yang merasa akulah yang benar.
Yang tuhan sekarang yang mana? Komentarmukah atau emosimu di dinding ini?
Jikalau bibirmu tidak bisa diam untuk tentram dan selalu membandingkan antara tuhan si anu dengan tuhan si ini. Engkau sajalah jadi tuhan dan beri berkah pada dirimu sendiri hingga engkau tak perlu mengadu-ngadu antara tuhan si anu dan si ini.
Semakin hari tuhan itu sudah tidak nampak kebesarannya atau marwahnya karena ocehan-ocehan manusia dungu. Teruslah mengoceh tentang perbandingan tuhan-tuhan dan aku disini akan ketawa dan selalu mendekap kepada tuhanku yang maha rahim. Hingga aku nanti menemukan engkau terperangkap jebakan yang di hembuskan mereka-mereka yang tidak bertuhan. Untuk meninggalkan tuhanmu.
Karena tuhan-tuhanmu sudah tidak memiliki kebesaran atu marwah lagi karena ocehan dungumu.

ANALISA
oleh: Madanisme158
Di Analisaku.
Ada kata.
Apakah itu kalimat atau paragraf.
Ada kode-kode atau juga bisa kau sebut sandi-sandi.
Disitu menyimpulkan ada pandangan khusus sebut saja itu perhatian tidak langsung tetapi hasratnya ingin langsung.Ku katakan engkau ketahuan telah memakai penggalan kataku untuk kalimatmu dan itu sandi atau kode bahwa engkau mengikutiku.

Comments

Popular posts from this blog

Puisi Ikhwan Ramadan Siregar

 Manusia Itu Gelisah manusia itu disaat tertidur Melayang memikirkan kesalahan dan kebenaran Tertawa manusia itu saat menangis Berjalan melihat kebahagian dan kesedihan Dusta manusia itu membuatmu geLisah Kelalain manusia itu membuatmu bersalah Perjuangan manusia itu membuatmu mencari kebenaran Senyuman manusia itu  membuatmu ingin kebahagiaan Tangisan Manusia itu membuatmu ingin menghapus kesedihan Semua Yang kau rasakan untuk manusia itu Semua yang kau lakukan untuk manusia itu IR.Siregar   Perjuangan Hidup dikelilingi perjuangan Petir terus menghantam tubuh Mendung menari- nari menghalangi Hujan membasahi tuubuh ini Senyuman mengfhapus semua itu Kesabaran menghancurkan semua itu Tekad hidup terus berjalan cita-cita mendarah daging di tubuhku IR.Siregar Sinar Berjalan di kegelapan malam sepi Berharap sinar itu menuntutun diriku Jalan berliku  dan berlubang tak bisa kulihat Dimanakah sinar yang dulu

Puisi Ikhwan Ramadan siregar Part 3

ANJING Karya ; IR.siregar Anjing itu menggonggong kebusukan anjing itu menjilat demi jabatan anjing itu berlari kencang mengejar martabat anjing itu mengrogoti uang rakyat anjing itu tak punya malu menjilat rakyat anjing itu mengigit tubuh rakyat anjing itu memakan hak rakyat dasar anjing hanya tau pri kebinatangan tidak tahu apa arti prikemanusiaan anjing-anjing ini tetap berkembang biak lolongan yang bau busuk akan terus terdengar hingga tuhan yang akan memusnahkan engkau wahai anjink Cucu adam tertawa Karya: IR.siregar Kulihat sosok cucu adam tertawa bahagia kulihat sosok cucu adam menangis kelaparan kulihat sosok cucu adam diatas puncak keserakahan kulihat sosok cucu adam mati dibawah kemisikinan dia yang tertawa yang bersalah dia yang kelaparan yang menjadi korban mereka-mereka serakah mencuri hak si kelaparan walau kelaparan didepan serakah tapi tetap bisa tertawa kemiskinan mengelilingi serakah tapi tetap bisa tertawa in

Foto Ikhwan Ramadan Siregar

Semua yang kulakukan untuk mendapatkan kesuksesan hidup di DUNIA dan AKHIRAT dan aku tidak akan pernah berhenti untuk berjuang untuk menggapai puncak kesuksesanku, walaupun segala cobaan menerpa hidupku, aku yakin bisa menyelesaikanya tanpa air mata jatuh di pipiku, Air mataku hanya boleh jatuh saat aku sudah bisa membuat kedua orang tuaku dan orang-orang disekitarku tersenyum melihat kesuksesan yang telah kugapai.   Hidup adalah perjuangan  jangan pernah berhenti berjuang untuk hidup yang kau inginkan Tiada kata menyerah sampai nafas terakhir karena semua perjuanganmu untukmu dan orang terdekatmu