SADAR DALAM MABUK
Aku dilubang aktivitas jenuh yang mensenyumkan
terbakar hingga mencair dan membeku kemudian terbakar lagi
waktu ini dan saat ini semua disenyumkan
disemangatkan
ditertawakan
goyah didalam tegar hingga di dramakan dalam ruh yang goyah antah berantah bertopeng fisik tegar drama
kesadaran dalam sunyi dan memabukkan di keramaian
aku pemabuk dalam ramai kepala-kepala yang menangis dan yang tertawa.
dalam ramai terkadang mabuk dalam sadar
Merongrong nada tak berwujud, tolak menolak
memukul
menendang
tetapi tetap dalam mabuk kesadaran
aku dilubang aktivitas jenuh disenyumkan
aku mabuk dalam sadar dan sadar dalam mabuk
aku terlihat aku
ketika aku bersumyi di waktu aku.
MELETUP LETUP
di ciptakan yang kuasa waktu dan aku menunggu.
meletup letup perasaanku ini
masih jauh mendungku dan mentariku sendiri
perasaanku di mendungku dan mentariku.sendiri
meletup-letup masih jauh disana mendungku dan mentariku
mendungku dan mentariku itu satu dan masih jauh
kini tak mendung juga tak mentari ketika waktu itu masih jauh.
waktu masih jauh di perjumpaan mentariku dan mendungku.
tak kasat di tanganku juga tak kasat di mataku.
masih jauhkah mentariku dan mendungku.
meletup-letup perasaanku di merahku di bayang mentariku juga mendungku.
apakah letupan-letupan karena bentuknya bayang mentariku juga mendungku.
mentariku juga mendungku kini muakku karena masih deretan nada yg terasa panas lewat nada kata juga basah lewat nada kata.
letupan-letupan di waktu yg inisialnya tunggu dan menunggu.
aku
sesungguhnya aku ingin meletup letup perasaanku ini di waktu itu dekat namanya dan nyatanya.
yang kasat dengan kata juga mata.
panaslah aku di panggang mentariku basaulah aku diguyur mendungku asalkan itu nyata dalam waktu yang diciptakan kuasa. bukan dari nada yg terderet dari kata dalam kejauhan.
BUMIAKU
Sudah menggunung kemaren Dan berlimpah lahar bulan lalu
Kini berguncang
Dimuntahkan
Tentram aman dan itu hasilnya
Tak memanas lagi
Tak ada menggunung lagi dan berlahar lagi
Jika bercerita salah
Bumiakulah yg menyediakan tempat hingga ada tempat menggunug dan berlahar
Syukur telah habis berpuing2 dan tak akan pernah ada lahan untuk menggunung lagi dan berlahar
bumiaku terlalu damai untuk menciptakanya lagi dan rentan gersang jika di ulang kembali
Tak punya filter untuk ketika berlahar Cukuplah sesubur ini
LUPA KEPADA YANG MAHA
Maafkan Aku melupakanmu
maafkan aku
melalaikanmu hingga aku menjadi manusia penakut dengan beberapa hal seharusnya aku takut hanya padamu hadir dan kembali engkau yang mengizinkan
gerak apapun engkau yang mengizinkan kembalikan aku ke jalanmu
jalan yg engkau ridhoi
cinta yg terlupakan dan aman rentan lupq ingatan pqdanya
mohon maafku ya maha rahim
aku baru sadar pukulanmu tak akan mencecerkan darah di Fisikku tetapi membuat gejolak segumpql darah di dalam tubuh ini
hingga antah berantah
kenyamanan segumpal darah ini hqnya mengingatmu
terimalah dzikir cintaku padamu sebagai pengabdiqn hamba kepada sang penguasa bumi dan langit
rajanya para raja raja di Alam ini
Comments