Skip to main content

Alam Guru

SADAR DALAM MABUK

Aku dilubang aktivitas jenuh yang mensenyumkan
terbakar hingga mencair dan membeku kemudian terbakar lagi
waktu ini dan saat ini semua disenyumkan
disemangatkan
ditertawakan
goyah didalam tegar hingga di dramakan dalam ruh yang goyah antah berantah bertopeng fisik tegar drama
kesadaran dalam sunyi dan memabukkan di keramaian
aku pemabuk dalam ramai kepala-kepala yang menangis dan yang tertawa.
dalam ramai terkadang mabuk dalam sadar
Merongrong nada tak berwujud, tolak menolak
memukul
menendang
tetapi tetap dalam mabuk kesadaran
aku dilubang aktivitas jenuh disenyumkan
aku mabuk dalam sadar dan sadar dalam mabuk
aku terlihat aku
ketika aku bersumyi di waktu aku.

MELETUP LETUP
di ciptakan yang kuasa waktu dan aku menunggu.
meletup letup perasaanku ini
masih jauh mendungku dan mentariku sendiri
perasaanku di mendungku dan mentariku.sendiri
meletup-letup masih jauh disana mendungku dan mentariku
mendungku dan mentariku itu satu dan masih jauh
kini tak mendung juga tak mentari ketika waktu itu masih jauh.
waktu masih jauh di perjumpaan mentariku dan mendungku.
tak kasat di tanganku juga tak kasat di mataku.
masih jauhkah mentariku dan mendungku.
meletup-letup perasaanku di merahku di bayang mentariku juga mendungku.
apakah letupan-letupan karena bentuknya bayang mentariku juga mendungku.
mentariku juga mendungku kini muakku karena masih deretan nada yg terasa panas lewat nada kata juga basah lewat nada kata.
letupan-letupan di waktu yg inisialnya tunggu dan menunggu.
aku
sesungguhnya aku ingin meletup letup perasaanku ini di waktu itu dekat namanya dan nyatanya.
yang kasat dengan kata juga mata.
panaslah aku di panggang mentariku basaulah aku diguyur mendungku asalkan itu nyata dalam waktu yang diciptakan kuasa. bukan dari nada yg terderet dari kata dalam kejauhan.

BUMIAKU

Sudah menggunung kemaren Dan berlimpah lahar bulan lalu
Kini berguncang
Dimuntahkan
Tentram aman dan itu hasilnya
Tak memanas lagi
Tak ada menggunung lagi dan berlahar lagi
Jika bercerita salah
Bumiakulah yg menyediakan tempat hingga ada tempat menggunug dan berlahar
Syukur telah habis berpuing2 dan tak akan pernah ada lahan untuk menggunung lagi dan berlahar
bumiaku terlalu damai untuk menciptakanya lagi dan rentan gersang jika di ulang kembali
Tak punya filter untuk ketika berlahar Cukuplah sesubur ini

LUPA KEPADA YANG MAHA

Maafkan Aku melupakanmu
maafkan aku
melalaikanmu hingga aku menjadi manusia penakut dengan beberapa hal seharusnya aku takut hanya padamu hadir dan kembali engkau yang mengizinkan
gerak apapun engkau yang mengizinkan kembalikan aku ke jalanmu
jalan yg engkau ridhoi
cinta yg terlupakan dan aman rentan lupq ingatan pqdanya
mohon maafku ya maha rahim
aku baru sadar pukulanmu tak akan mencecerkan darah di Fisikku tetapi membuat gejolak segumpql darah di dalam tubuh ini
hingga antah berantah
kenyamanan segumpal darah ini hqnya mengingatmu
terimalah dzikir cintaku padamu sebagai pengabdiqn hamba kepada sang penguasa bumi dan langit
rajanya para raja raja di Alam ini

Comments

Popular posts from this blog

Puisi Ikhwan Ramadan Siregar

 Manusia Itu Gelisah manusia itu disaat tertidur Melayang memikirkan kesalahan dan kebenaran Tertawa manusia itu saat menangis Berjalan melihat kebahagian dan kesedihan Dusta manusia itu membuatmu geLisah Kelalain manusia itu membuatmu bersalah Perjuangan manusia itu membuatmu mencari kebenaran Senyuman manusia itu  membuatmu ingin kebahagiaan Tangisan Manusia itu membuatmu ingin menghapus kesedihan Semua Yang kau rasakan untuk manusia itu Semua yang kau lakukan untuk manusia itu IR.Siregar   Perjuangan Hidup dikelilingi perjuangan Petir terus menghantam tubuh Mendung menari- nari menghalangi Hujan membasahi tuubuh ini Senyuman mengfhapus semua itu Kesabaran menghancurkan semua itu Tekad hidup terus berjalan cita-cita mendarah daging di tubuhku IR.Siregar Sinar Berjalan di kegelapan malam sepi Berharap sinar itu menuntutun diriku Jalan berliku  dan berlubang tak bisa kulihat Dimanakah sinar yang dulu

Puisi Ikhwan Ramadan siregar Part 3

ANJING Karya ; IR.siregar Anjing itu menggonggong kebusukan anjing itu menjilat demi jabatan anjing itu berlari kencang mengejar martabat anjing itu mengrogoti uang rakyat anjing itu tak punya malu menjilat rakyat anjing itu mengigit tubuh rakyat anjing itu memakan hak rakyat dasar anjing hanya tau pri kebinatangan tidak tahu apa arti prikemanusiaan anjing-anjing ini tetap berkembang biak lolongan yang bau busuk akan terus terdengar hingga tuhan yang akan memusnahkan engkau wahai anjink Cucu adam tertawa Karya: IR.siregar Kulihat sosok cucu adam tertawa bahagia kulihat sosok cucu adam menangis kelaparan kulihat sosok cucu adam diatas puncak keserakahan kulihat sosok cucu adam mati dibawah kemisikinan dia yang tertawa yang bersalah dia yang kelaparan yang menjadi korban mereka-mereka serakah mencuri hak si kelaparan walau kelaparan didepan serakah tapi tetap bisa tertawa kemiskinan mengelilingi serakah tapi tetap bisa tertawa in

Foto Ikhwan Ramadan Siregar

Semua yang kulakukan untuk mendapatkan kesuksesan hidup di DUNIA dan AKHIRAT dan aku tidak akan pernah berhenti untuk berjuang untuk menggapai puncak kesuksesanku, walaupun segala cobaan menerpa hidupku, aku yakin bisa menyelesaikanya tanpa air mata jatuh di pipiku, Air mataku hanya boleh jatuh saat aku sudah bisa membuat kedua orang tuaku dan orang-orang disekitarku tersenyum melihat kesuksesan yang telah kugapai.   Hidup adalah perjuangan  jangan pernah berhenti berjuang untuk hidup yang kau inginkan Tiada kata menyerah sampai nafas terakhir karena semua perjuanganmu untukmu dan orang terdekatmu