Skip to main content

JENOL DAN KARTOJO DIBALIK PEMILIHAN

sore ini sangat cocok bersantai dibawah pohon rindang yang berada tepat dibelakang rumah,Kupegang ponsel pintarku dan seperti biasa jemariku langsung mengarah ke media sosial yang bernama facebook, kugeser layar ponsel ini dari atas hingga menuju yang paling bawah, yahh seperti biasa,isi dari media sosial ini hanya adu domba tentang momen pemilihan sosok pahlawan daerah, hal Seperti ini yang membuat Saat santai menjadi seperti masa perperangan, ingin hati untuk mengabaikan hal itu, tetapi aku juga manusia yang diberi akal dan hati sehingga memiliki respon dengan tulisan-tulisan adu domba seperti itu, Ingin berkomentar tetapi itu hanya membuang energi saja, karena akan ada balasan yang menurutku itu bukan balasan yang berasal dari logika tetapi balasan emosional dikarenakan telah menuhankan calon pahlawannya masing-masing, Ahhh sudahlah cukup dikomentari didalam kepalaku saja, kembali tangan ini menggeser layar ponsel pintar ini,  berharap ada postingan yang bisa membuat Aku lupa akan postingan-postingan adu domba yang aku lihat tadi,  Sudah sejam aku duduk dibawah pohon dan fokus kepada media sosial facebook Akan tetapi yang kudapat tetap postingan adu domba juga, "dasar pengguna media sosial latah, berita yang belum tentu fakta malah disebar luaskan, memanglah kita bangsa bekas dijajah belanda yang menurunkan budaya adu dombanya kepada  Kita" ucap bibirku berbicara pada ponsel pintarku,mirip seperti orang gila keadaanku jadinya karena postingan di media sosial ini,jenuh sudah suduk disini, kutinggalkan pohon rindang itu dan masuk kedalam rumah sederhanaku, Terdengar suara laki-laki yang tidak asing dari pintu rumahku, "Bang..bang.. Bang...asalamualaikum" bergegas aku menuju pintu rumah yang jaraknya sekitar 25 langkah dari pintu dapur, kulihat pria berbadan tinggi berdiri didepan rumahku, bersama laki-laki kecil berambut alay dimana rambutnya disisir kedepan dan menutupi wajahnya kalau ngomong harus mengibaskan rambutnya mirip seperti vokalis rindu band, "walaikumsalam, ehhh kartojo dan jenol, apa yang mau kita diskusikan di sore hari kelabu tetapi tak kunjung hujan ini?  Masalah calon pahlawan daerah lagikah? " ucapku sambil melihat kantong plastik digenggam jenol si rambut rindu band yang berisi roti dan kopi saset yang biasanya menjadi peredam emosi ketika diskusi mulai menaikkan tensi keubun-ubun, "betul sekali bang, pening kepalaku melihat berita-berita media sosial ini, ada yang bilang Pak manggis yang bagus, ada yang bilang pak berus yang bagus dan ada juga yang bilang pak sengok yang bagus, kubaca-baca postingan lainnya malah masing-masing calon pahlawan dikulitin sampai ketulang-tulangnya tentang isu negatif mereka, rusak kali permainan para netizen-netizen pendukung ini kutengok bang, kayak sudah jadi tuhan aja calon-calon pahlawan daerah ini" ucap si kartojo dengan asap mengepul yang keluar dari mulutnya, "masuklah dulu kedalam, kita ngobrol di gubuk belakang saja,sambil nikmati kopi,seperti rentenir aja kita berdiri-diri didepan pintu rumah" ucap jenol dengan santai dan langsung menuju dapur mencari wadah pemanas air untuk membuat kopi yang sudah lama ditenteng di tangannya, "ya sudah kau buatlah cepat kopi itu, jangan terlalu banyak gulanya, entar bukan kopi namanya tetapi kolak, Hahahahahha" ucapku kepada jenol, sembari menunggu jenol membuat kopi aku dan kartojo menuju gubuk, "di televisi kenapa Tiap satelit sajian beritanya berbeda-beda ya bang? padahal topik beritanya sama, di pasir tv mengatakan Calon pahlawan sengok Diterima masyarakat desa Suka Instan dengan baik, akan tetapi di kerikil tv pahlawan sengok dikatakatan mendapat cercaan dari masyarakat suka instan..  Saya jadi bingung bang dengan satelit televisi saat ini, sudah seperti kompeni zaman sebelum merdeka saja kerjanya, mengadu domba" ucap kartojo dengan serius dan tangannya bermain seperti pejabat kelas tinggi Yang sedang berpidato diatas podium. "Kartojo, media kita saat ini tidak lagi independen dan tidak mencerdaskan penontonnya lagi, banyak berita yang disajikan karena permintaan dari si tuan pemilik tv, berita-berita real yang bisa merusak cerita rekannya dan juga akan menjatuhkannya itu tidak akn dimunculkan di satelit tv tersebut, walaupun berita itu awal faktanya negatif bisa saja di rubah menjadi positif, apalagi di momen pemilihan seperti ini, yg memiliki satelit televisi dituntut untuk membentuk pola pikir masyarakat melihat calon pahlawan yang diusungnya seperti malaikat suci yang akan menolong masyarakat di daerah pemilihannya,  Sama seperti media-media online oplosan yang sering muncul di facebook, untuk saat ini kita dituntut untuk lebih jeli menganalisa berita-berita yang kita konsumsi agar tidak terjebak dengan berita hoax" ucapku sambil menyeruput kopi buatan jenol yang sejak kartojo ngomong sudah dihidangkan oleh jenol. "oh begitu ya bang, bisa gawat kalau langsung ditelan mentah-mentah berita itu ya bang, sama saja menelan racun" ucap jenol dengan nada tinggi, seolah-olah emosinya naik mendengar penjelasan tadi, padahal memang karakter suaranya yang keras, mungkin efek rambutnya seperti rindu band itu, terlalu berat menempel diwajahnya sehingga berpengaruh pada suaranya, "bang sungguh miris jadinya keadaan masyarakat saat ini bang, akibat momen pemilihan yang tidak sehat ini, merembes ke seluruh aspek dan paling rentan mengenai rasis, terlihat di media sosial pendukung-pendukung dari tiap-tiap calon saling serang, mencaci agama, memburukkan ahli-ahli dari tiap agama hingga mengenai suku juga dan parahnya tidak malu berucap kata kotor untuk membalas argumen lawannya dikarenakan beda pilihan, semua itu jelas-jelas akan merusak NKRI bang" ucap jenol, kerasukan makhluk politik manalah si jenol, biasanya kalau ngumpul gini, lain yang dibahas lain juga tanggapannya, ehh saat ini kok tiba-tiba nyambung dan cerdas argumennya, biasanya kalau ngumpul cerita politik,jenol asyik dengan dunianya sendiri, nelponin anak gadis orang yang bisa diajak kencan di malam minggu, untuk saat ini saya sungguh takjub melihat si jenol, tetapi apakah efek pemilihan yang tidak sehat,membuat orang-orang seperti jenol harus ikut andil juga mengawasi pemilihan yang bisa merusak persatuan negara indonesia "jelas itu akan merusak kesatuan negara republik indonesia, kita hidup bersuku-suku serta beragam agama di indonesia ini dan itu terus kita jalani baik itu dilingkungan Kerja, lingkungan pendidikan serta lingkungan lainnya, dalam menjalani kehidupan sosial kita di negara ini tidak akan luput berinteraksi dengan suku dan agama yang berbeda dari kita, coba kita analisa baik-baik yang dahulu teman atau rekan yang berada di lingkungan pendidikan,kerja dan lain-lainya itu akrab dan lepas dalam bercerita tentang apapun dengan kita untuk saat ini sudah mulai menjaga jarak serta membatasi omongannya dikarenakan efek pemilihan yang tidak sehat ini, dikarenakan Telah mengkonsumsi bulat-bulat hal rasis yang dijadikan senjata untuk membunuh karakter masing-masing calon pahlawan Yang tersebar di media sosial, hal ini memenunjukkan bahwa kesatuan republik indonesia sudah mulai goyah, untuk itu kita sebagai masyarakat yang masih prihatin dengan keadaan ini harus bisa mengantisipasi dan mencari solusi untuk meretas hal seperti itu, salah satunya yang paling kecil tapi efeknya besar adalah jangan menjauhi teman atau rekan yang berbeda suku atau agama kepada kita,  tetaplah seperti biasanya dan harus bisa memberi penjelasan objektif mengenai keadaan negara kita saat ini" Ucapku sambil menunjukkan berita-berita hoax yang ada di ponsel pintarku, "ohh jadi kita harus seperti itu ya bang, perlu banyak Baca buku tentang persatuan dan kesatuan ini bang, agar tidak dianggap omong kosong aja saat menjelaskan kondisi objektif NKRI saat ini"  ucap kartojo sambil menikmati roti yang tiada henti-hentinya, sampai-sampai roti yang dikunyahnya nyemprot ke arah jenol karena bersemangatnya ingin lebih dalam mempelajari kesatuan dan persatuan "ngomong-ngomong, makan ya makan jo jangan dua-duanya kau lakukan bersamaan, melompat jadinya roti itu ke hidungku,emang hidungku tempat pembuangan bekas makananmu, ehhhh kuhantam juga kau jo" ucap jenol kepada kartojo yang sudah membuat hidungnya ditutupi roti bekas mulut kartojo "sory la nol, tak sengaja aku, harap maklumlah kau, kalau sudah cerita serius cepat lapar perutku, kalau tak diisi bisa pingsan disini aku nol, tega kau lihat kawan kau ini sengsara.. Hahahahhahaha" ucap kartojo sambil mengelus pundak jenol, dan memasang tampang menghibah agar di maafkan oleh jenol,  "gak usah kau berAlibi jo, kau pasang pulak mukak jelekmu itu, jadi kasihan pulak aku jadinya, aku yang korban kau pula yang masang tampang sengsara, memanglah manusia penuh drama kau kartojo" ucap jenol sambil membersihkan roti yang menutupi hidung peseknya yang tak seberapa.. Maklum waktu kecil pernah dilindes kerata Api kurasa hidung si Jenol ini, "sudah-sudah dardaripada kalian bertekak, ambil roti yang ada di lemari es itu, biar gak pingsan kalian" ucapku dan kartojo langsung bergegas mengambil roti ke lemari es,  " tapi kutengok bang dalam kompetisi pemilihan calon pahlawan daerah, selalu serang arargumen dan menyudutkan, tidak pernah gitu saling memuji karakter masing-masing, kalau saling memuji juga ada dalam kompetisi itu malah terlihat menentramkan pemilihan ini dan tidak membuat para pendukung masing-masing calon untuk saling menyerang, bukankah itu bisa membuat masyarakat cerdas dan berpikir bahwa pemilihan itu adalah hal yang menyenangkan dan patut untuk berpartisipasi didalamnya,  kalau saling menyudutkan malah bikin masyarakat muak bang,seolah-olah bukan mengikuti pemilihan tetapi mengikuti pertandingan tinju dan masyarakat dijadikan sporternya,  jadi tidak menutup kemungkinan akan terjadi pergesekan fisik di saat pemilihan,  seperti yang dilihat di medsos itu bang,  ada namanya si ikan bopeng yang berani memotong tentara,  itukan hal yang sangat bodoh diucapkan, malah membuat masalah baru" ucap jenol dengan tatapan tajamnya mengarah kepadaku, seolah-olah menunjukkan bahwa ini masalah harus juga diperhatikan dan dicarikan solusinya agar tidak terjadi pertikaian panjang anatar Pendukung calon-calon pahlawan daerah " betul itu nol, seharusnya saling memuji itu juga ada,  tetapi inilah budaya pemilihan dinegara kita, hal yang lumrah untuk saling menyudutkan dan menyebar aib beserta fitnah yang belum jelas faktanya,  agar calon-calon itu terlihat buruk dan busuk oleh masyarakat,  teori pembusukan ini memang hal yang sangat efektif untuk menumbangkan lawan dan lebih tinggi efeknya untuk menentukan banyaknya pemilih mereka, saat ini tidak lagi melihat visi misi yang dibawa oleh calon tetapi melihat siapa yang kadar busuknya tidak terlalu tinggi itulah dipilih, maka dari itu sekali lagi kita harus cerdas nol, orang cerdas memilih dengan melihat visi-misinya dan catatan kinerja masing-masing calon saat menjalankan amanah yang diembannya dahulu, jelaskah kinerja mereka dan terobosoan Nyata apa yang telah mereka Lakukan untuk masyarakat..  Jadi itu bisa dijadikan tolak ukur kesuksesan visi-misi yang dibawa oleh mereka" ucapku kepada jenol, kartojo yang tadinya pergi mengambil roti sekarang sudah duduk lagi dengan kami, tetapi saat ini duduknya agak jauh dengan jenol dikarenakan takut entar roti yang asyik dikunyahnya muncrat lagi ke arah jenol,  "Tapi bang tidak bisa dilihat dari teori pembusukan aja bang tingkat pemilih calon pahlawan daerah itu, dikarenakan saat ini ada juga yang namanya money politik, masyarakat yang memilih diberi uang dengan jumlah yang tak seberapa untuk memilih salah satu calon yang memberi uang tersebut, kalau dipikir-pikir duit yang diberi dengan pelayanan lima tahun yang harus dijalankan pahlawan daerah terpilih itu tidak seimbang bang, itu sama saja menjual hak kita sebagai masyarakat yang seharusnya dilayani dengan baik,  ehh malah ditelantarkan ketika sudah terpilih, tetapi mau ngomong apalagi masyarakat itu sendiri yang telah menjual haknya, sehingga kalau ditelantarkan ya terima-terima saja karena sudah dibayar dengan nominal uang yang tidak seberapa" ucap kartojo yang pernah menjual suaranya karena tergiur melihat beberapa lembar uang biru, sehingga janji pahlawan daerah dahulu yang katanya akan membuka lapangan kerja tetapi kenyataaanya omong kosong tidak bisa ditagih oleh kartojo dikarenakan dia sudah menjual hakny, "itulah kau Jo, mudah kali tergiur sama uang tak seberapa itu" ucap jenol,  "alahhh nol-nol macam kau enggak aja, tahun lalu itu aku lihat kau juga nerima duit dan menjadi pasukan pasang spanduk, hahahaha, ada saksinya yaaa, si minah anak pak kartololo tetanggaku yang mau kau pacari itu" ucap kartojo,  jenol tertunduk malu dan pura-pura melihat kolam ikan yang tidak ada ikannya serta airnya.  "Biarlah itu berlalu, yang dulu jadikan pelajaran saja, semoga dipemilihan kedepannya kalian tidak seperti itu lagi, untuk mengantisipasi money politik, kalian berdua punya hp canggih, jadikan itu alat untuk merekam dan memfoto orang yang memberi uang kemudian laporkan kepada pihak berwajib, setidaknya hal seperti itu bisa meminimalkan kecurangan saat pemilihan" ucapku sambil memegang ponsel pintar mereka berdua, "betul juga sih bang, selama ini, ponsel pintar ini hanya dijadikan media untuk melihat wanita-wanita cantik dan bahenol saja, kalau dipakai untuk hal yang baik untuk orang banyak, tuhanpun rela kami masuk surga, hahahahaha" ucap jenol yang memang dari sononya gak bisa hidup tanpa menggoda wanita cantik dan bahenol,  cantik sikit aja anak orang langsung suka si jenol ini, tetangganya aja sanggup dipacarinya, seperti lagu dangdut saja, pacar lima langkah, "bang cerita-cerita pemilihan,membuat saya bergairah untuk membangun kampung kita ini bang, hal apa yahh yang bisa kita buat untuk kampung kita ini, agar wawasan masyarakatnya luas dan tidak mudah ditipu oleh penguasa-penguasa yang mementingkan hal pribadinya saja dan partai yang mengusungnya" ucap kartojo yang beberapa minggu ini sudah mulai bingung ingin nongkrong dimana, dikarenakan tempat tongkrongan di kampung ini hanya membahas perselingkuhan, janda dan cabe-cabean, dan itu malah membuat moral masyarakat rentan tidak berAdab lagi,  "kalau masalah itu,cukup kau buat perpustakaan yang menarik minat-minat generasi mudanya untuk hobby membaca, kemudian aktivkan lagi kegiatan olahraganya,  sehingga hal-hal yang tidak bermanfaat untuk dibincangkan bisa diminimalisir dikarenakan adanya aktivitas yang bisa membuat mereka beralih dari perihal yang tidak bermanfaat itu" ucapku dengan tegas kepada mereka berdua. "ok dah bang terimakasih atas informasinya beserta pesan dan sarannya seputar pemilihan dan ide untuk merubah pola fikir masyarakat di desa ini, karena hari sudah sore bang dan musholla sudah mengumandangkan azan, kami bersiap-siap dulu untuk ke mesjid dan sekalian menemui ketua remaja mesjidnya untuk menyampaikan gagasan yang abang rekomendasikan tadi, asalamualaikum" ucap jenol dengan wajah yang penuh semangat ingin cepat-cepat bergegas menjalankan gagasan yang telah ditrimanya tadi.

Comments

Popular posts from this blog

Puisi Ikhwan Ramadan Siregar

 Manusia Itu Gelisah manusia itu disaat tertidur Melayang memikirkan kesalahan dan kebenaran Tertawa manusia itu saat menangis Berjalan melihat kebahagian dan kesedihan Dusta manusia itu membuatmu geLisah Kelalain manusia itu membuatmu bersalah Perjuangan manusia itu membuatmu mencari kebenaran Senyuman manusia itu  membuatmu ingin kebahagiaan Tangisan Manusia itu membuatmu ingin menghapus kesedihan Semua Yang kau rasakan untuk manusia itu Semua yang kau lakukan untuk manusia itu IR.Siregar   Perjuangan Hidup dikelilingi perjuangan Petir terus menghantam tubuh Mendung menari- nari menghalangi Hujan membasahi tuubuh ini Senyuman mengfhapus semua itu Kesabaran menghancurkan semua itu Tekad hidup terus berjalan cita-cita mendarah daging di tubuhku IR.Siregar Sinar Berjalan di kegelapan malam sepi Berharap sinar itu menuntutun diriku Jalan berliku  dan berlubang tak bisa kulihat Dimanakah sinar yang dulu

Puisi Ikhwan Ramadan siregar Part 3

ANJING Karya ; IR.siregar Anjing itu menggonggong kebusukan anjing itu menjilat demi jabatan anjing itu berlari kencang mengejar martabat anjing itu mengrogoti uang rakyat anjing itu tak punya malu menjilat rakyat anjing itu mengigit tubuh rakyat anjing itu memakan hak rakyat dasar anjing hanya tau pri kebinatangan tidak tahu apa arti prikemanusiaan anjing-anjing ini tetap berkembang biak lolongan yang bau busuk akan terus terdengar hingga tuhan yang akan memusnahkan engkau wahai anjink Cucu adam tertawa Karya: IR.siregar Kulihat sosok cucu adam tertawa bahagia kulihat sosok cucu adam menangis kelaparan kulihat sosok cucu adam diatas puncak keserakahan kulihat sosok cucu adam mati dibawah kemisikinan dia yang tertawa yang bersalah dia yang kelaparan yang menjadi korban mereka-mereka serakah mencuri hak si kelaparan walau kelaparan didepan serakah tapi tetap bisa tertawa kemiskinan mengelilingi serakah tapi tetap bisa tertawa in

Foto Ikhwan Ramadan Siregar

Semua yang kulakukan untuk mendapatkan kesuksesan hidup di DUNIA dan AKHIRAT dan aku tidak akan pernah berhenti untuk berjuang untuk menggapai puncak kesuksesanku, walaupun segala cobaan menerpa hidupku, aku yakin bisa menyelesaikanya tanpa air mata jatuh di pipiku, Air mataku hanya boleh jatuh saat aku sudah bisa membuat kedua orang tuaku dan orang-orang disekitarku tersenyum melihat kesuksesan yang telah kugapai.   Hidup adalah perjuangan  jangan pernah berhenti berjuang untuk hidup yang kau inginkan Tiada kata menyerah sampai nafas terakhir karena semua perjuanganmu untukmu dan orang terdekatmu